Teringat
cerita tentang seekor kodok yang bisa memanjat tiang 100 meter. Hehe.. Itu
hanya sebuah dongeng untuk anak-anak, tapi bukan hanya itu, ada pelajaran
penting dari cerita tersebut. Ini dia ceritanya..
Di
sebuah tempat (yang pasti tempat kumpulan kodok) akan diadakan lomba memanjat
tiang setinggi 100 meter. Tentunya pemenangnya akan mendapatkan hadiah yang
sangat besar. Banyak kodok yang tertarik untuk mengikuti lomba tersebut. Walau
sebenarnya ada keraguan di hati mereka.
Perlombaan
pun diikuti oleh banyak peserta. Ketika lomba itu dimulai, para kodok
berlompatan untuk sampai ke tiang yang dituju. Riuh penonton saling menyoraki
peserta lomba.
Ketika
kodok-kodok berlompatan, seorang penonton berteriak, “Haha, mana mungkin kodok
itu bisa sampai ke tiang itu!!!”. Disambung dengan penonton yang lain,
“Jangankan untuk memanjat tiangnya, untuk mencapai tiangnya juga belum tentu
bisa”. Para penonton terus melontarkan kata-kata ketidakmungkinan yang akan
terjadi, “Ga mungkin ada kodok yang menang dalam perlombaan ini!”.
Peserta
lomba itu pun berguguran satu persatu, ada yang mengundurkan diri, ada yang
berhenti di tengah jalan, dan ada kodok yang hanya terdiam. Mungkin kodok-kodok
menyadari perkataan para penonton. Namun, ada juga kodok yang terus melanjutkan
perlombaan.
Para
peserta lomba pun akhirnya sampai pada tiang yang dituju. Mereka melompat
bergiliran menaiki tiang itu.
Sorak
penonton pun semakin ramai. “Ga mungkin bisa!”, “Sudahlah menyerah saja”,
“Hentikan saja perlombaan ini, hanya membuang-buang tenaga”, para penonton pun
bersorak sangat kencang, “Ga mungkin, ga mungkin, ga mungkin!!!”
Para
peserta pun menyerah, mereka lelah memanjat tiang itu, tidak pernah sampai ke
puncak tiang itu, hanya baru setengah tiang mereka terjatuh lagi. Apalagi
mendengar sorak penonton yang menyurutkan semangat mereka, memang tidak mungkin
untuk memanjat tiang itu. Namun, ada seekor kodok yang menjadi perhatian
penonton, sedari tadi ia tidak menyerah, terus berusaha memanjat tiang itu.
Walaupun sorak penonton semakin kencang, tapi dihiraukan olehnya. Kodok itu
terus memanjat, satu meter, dua meter, tiga meter, dan akhirnya kodok itu
sampai puncak tiang itu. Para penonton dan peserta yang lainya kaget
melihatnya, mana mungkin dia bisa memanjat tiang itu. Para penonton sejenak
berhenti bersorak yang tak lama diikuti dengan sorak kemenangan.
Sang
pemenang pun langsung dikerumuni kodok-kodok yang lain setelah dia turun dari
tiang itu. Mereka penasaran mengapa dia bisa memanjat tiang itu. Dan ternyata
kodok yang memenangkan lomba itu tidak bisa mendengar (tuli). Selama perlombaan
ia tidak mendengar sorak penonton yang meragukannya, kata-kata negatif yang
menyurutkan semangatnya. Ia tetap melanjutkan keinginan dengan tekadnya. Dan
akhirnya, kini ia menjadi pemenang perlombaan itu.
Cerita
yang lucu, mungkin sahabat juga bertanya, “Mana mungkin kodok bisa memanjat?”.
Tapi bukanlah itu inti dari cerita tersebut. Namun, lihatlah kodok yang
memenangkan perlombaan itu, ia tidak pernah menyerah, ia tidak mendengar
kata-kata negatif yang dilontarkan yang akan menyurutkan semangatnya.
“Berlakulah
tuli ketika orang berkata padamu bahwa kamu tidak bisa menggapai cita-citamu.
Berpikirlah positif, katakan pada dirimu bahwa kamu bisa melakukannya”
Jadi,
tetap semangat ya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar