Senin, 23 April 2012

Kisah seekor Kodok


Teringat cerita tentang seekor kodok yang bisa memanjat tiang 100 meter. Hehe.. Itu hanya sebuah dongeng untuk anak-anak, tapi bukan hanya itu, ada pelajaran penting dari cerita tersebut. Ini dia ceritanya..

Di sebuah tempat (yang pasti tempat kumpulan kodok) akan diadakan lomba memanjat tiang setinggi 100 meter. Tentunya pemenangnya akan mendapatkan hadiah yang sangat besar. Banyak kodok yang tertarik untuk mengikuti lomba tersebut. Walau sebenarnya ada keraguan di hati mereka.
Perlombaan pun diikuti oleh banyak peserta. Ketika lomba itu dimulai, para kodok berlompatan untuk sampai ke tiang yang dituju. Riuh penonton saling menyoraki peserta lomba.
Ketika kodok-kodok berlompatan, seorang penonton berteriak, “Haha, mana mungkin kodok itu bisa sampai ke tiang itu!!!”. Disambung dengan penonton yang lain, “Jangankan untuk memanjat tiangnya, untuk mencapai tiangnya juga belum tentu bisa”. Para penonton terus melontarkan kata-kata ketidakmungkinan yang akan terjadi, “Ga mungkin ada kodok yang menang dalam perlombaan ini!”.
Peserta lomba itu pun berguguran satu persatu, ada yang mengundurkan diri, ada yang berhenti di tengah jalan, dan ada kodok yang hanya terdiam. Mungkin kodok-kodok menyadari perkataan para penonton. Namun, ada juga kodok yang terus melanjutkan perlombaan.
Para peserta lomba pun akhirnya sampai pada tiang yang dituju. Mereka melompat bergiliran menaiki tiang itu.
Sorak penonton pun semakin ramai. “Ga mungkin bisa!”, “Sudahlah menyerah saja”, “Hentikan saja perlombaan ini, hanya membuang-buang tenaga”, para penonton pun bersorak sangat kencang, “Ga mungkin, ga mungkin, ga mungkin!!!”
Para peserta pun menyerah, mereka lelah memanjat tiang itu, tidak pernah sampai ke puncak tiang itu, hanya baru setengah tiang mereka terjatuh lagi. Apalagi mendengar sorak penonton yang menyurutkan semangat mereka, memang tidak mungkin untuk memanjat tiang itu. Namun, ada seekor kodok yang menjadi perhatian penonton, sedari tadi ia tidak menyerah, terus berusaha memanjat tiang itu. Walaupun sorak penonton semakin kencang, tapi dihiraukan olehnya. Kodok itu terus memanjat, satu meter, dua meter, tiga meter, dan akhirnya kodok itu sampai puncak tiang itu. Para penonton dan peserta yang lainya kaget melihatnya, mana mungkin dia bisa memanjat tiang itu. Para penonton sejenak berhenti bersorak yang tak lama diikuti dengan sorak kemenangan.
Sang pemenang pun langsung dikerumuni kodok-kodok yang lain setelah dia turun dari tiang itu. Mereka penasaran mengapa dia bisa memanjat tiang itu. Dan ternyata kodok yang memenangkan lomba itu tidak bisa mendengar (tuli). Selama perlombaan ia tidak mendengar sorak penonton yang meragukannya, kata-kata negatif yang menyurutkan semangatnya. Ia tetap melanjutkan keinginan dengan tekadnya. Dan akhirnya, kini ia menjadi pemenang perlombaan itu.

Cerita yang lucu, mungkin sahabat juga bertanya, “Mana mungkin kodok bisa memanjat?”. Tapi bukanlah itu inti dari cerita tersebut. Namun, lihatlah kodok yang memenangkan perlombaan itu, ia tidak pernah menyerah, ia tidak mendengar kata-kata negatif yang dilontarkan yang akan menyurutkan semangatnya.
“Berlakulah tuli ketika orang berkata padamu bahwa kamu tidak bisa menggapai cita-citamu. Berpikirlah positif, katakan pada dirimu bahwa kamu bisa melakukannya”
Jadi, tetap semangat ya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar